Dulu Kaya Raya, Dolar Dijadikan Tisu Toilet, Sekarang Negara ini Miskin Seketika. Kok Bisa

Gemar berfoya-foya, negara yang tadinya kaya, tak selamanya hidupnya sejahtera, sekarang malah memprihatinkan nasibnya.

Nauru, salah satu negara yang dulu pernah berjaya namun kini sengsara. Pulau ini terletak di Samudra Pasifik dengan luas hanya 21 kilometer persegi, dan merupakan sebuah negara pulau kecil.

Berdasarkan wilayah di dunia, Nauru terdaftar sebagai negara terkecil di Pasifik Selatan dan negara terkecil ketiga.

Selama 3.000 tahun, negara ini awalnya dihuni oleh orang-orang Mikronesia dan Polinesia, yang terisolasi kecuali dari pelaut atau narapidana yang melarikan diri, sampai akhir abad ke-19 ketika dianeksasi dan diklaim sebagai koloni oleh Kekaisaran Jerman.

Dieksploitasi oleh kekuatan kolonial asing, pulau kecil itu menjadi tambang terbuka dan Bangsa Eropa segera menemukan deposit fosfat disana.

Pada tahun 1968, Nauru berhasil memperoleh kemerdekaannya, lalu penambangan diintensifkan sampai sebagian besar fosfat telah dilucuti.

Negara ini telah membuat banyak lokasi daratan mereka menjadi rusak, dalam proses penambangan fosfat untuk menyuburkan ladang di tempat yang jauh.

Akhirnya pulau ini menjadi gurun tandus dengan puncak batu kapur bergerigi yang menutupi 80% pulau.

Nauru menghasilkan miliaran dolar dalam produksi pupuk dari hasil pertambangan fosfat. Menggali fosfat dari antara fosil terumbu karang, ditengah panas dan kotor, penduduk dibayar mahal untuk melakukan pekerjaan itu.

Seakan tidak ada kemiskinan disana, setiap orang menjadi punya banyak uang, membeli tiket untuk berlibur dan belanja ke Hawaii, Guam dan Singapura.

Bahkan seorang kepala polisi disana membeli sebuah Lamborghini berwarna kuning, kemudian mendapati dirinya terlalu gemuk untuk muat di belakang kemudi.


“Dari tahun 1970-an hingga 1990-an kami dihujani kekayaan tapi kami tidak tahu cara menanganinya,” kata Evi Agir, (40) seorang penduduk pulau Nauru sambil memetik gitarnya di bawah pohon ketika anak-anak berlari-lari di sekitar kakinya.

“Hampir tidak ada orang yang berpikir untuk menginvestasikan uang itu.”

“Banyak hal-hal bodoh terjadi. Orang-orang akan pergi ke toko, membeli beberapa permen, membayar dengan banyak uang dan tidak minta kembalian.” Kata Manoa Tongamalo, (43), yang sedang mendapatkan dirinya terancam pengangguran

“Mereka bahkan menggunakan uang itu sebagai kertas toilet.”


Karena keserakahan manusianya yang gemar hidup berfoya-foya, kini pulau itu menjadi negara yang miskin dan keindahan alamnya juga telah rusak.

Mari kita ambil pelajaran dari negara Nauru ini, untuk tidak membiasakan hidup berfoya-foya yang nantinya akan berdampak negatif kepada kita dan negara.

Sumber: suratkabar.website dan ulasan pribadi penulis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Cinta Perawat Cantik dan Pria Penyadap Karet Ini Viral, Ini 11 Foto Mereka

Heboh, Gadis SMA Yang Dinikahi Bocah SD Itu Akhirnya Buka Mulut

2 Sejoli Berbeda Benua Ini Ternyata Berkenalan Disosial Media Dan Akhirnya Menikah